Tumbuh kembang anak akan lebih optimal dengan pola hidup sehat. Salah satunya mengonsumsi makanan sehat guna memenuhi kebutuhan tubuh, seperti kebutuhan vitamin, mineral, dan serat yang bisa didapatkan dari buah dan sayur. Namun, bukankah kita acapkali menemukan anak – anak menolak makan sayur?
Dulu, aku pernah berpikir, lumrah aja sih anak – anak engga suka. Mungkin karena rasa yang dinilai tidak semenarik olahan lain, seperti lauk ataupun cemilan. Namun belakangan, setelah paham manfaat sayuran, rasanya sungguh disayangkan jika si kecil melewatkannya. Anak menolak makan sayur bukan hanya faktor rasa, ternyata juga bisa disebabkan hal lain.
Lalu
sebenarnya, apa saja manfaat mengonsumsi sayur? Kali ini, aku juga ingin sharing,
siapa tahu berguna, cara yang kami terapkan pada Nua – si buah hati yang
sebentar lagi akan menginjak usia 3
tahun, yang doyaaan sekali makan sayuran, bahkan gambas dan sawi pahit.
Manfaat
Sayuran
source: detikFood.com |
1. Membantu
Menjaga Kekebalan Tubuh
Kurang
konsumsi buah dan sayur dapat berdampak bagi kesehatan seperti menimbulkan
gangguan penglihatan, meningkatnya kolestrol darah, risiko pada kegemukan,
terjadinya kanker kolon, sembelit, dan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
2. Menjaga
Kesehatan Sistem Pencernaan
Sistem
pencernaan memiliki peranan penting. Jika sistem pencernaan sehat, nutrisi
dapat diserap lebih optimal sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan si buah hati.
Salah satu cara menjaga kesehata sistem pencernaan adalah dengan mencukupi kebutuhan
serat.
3. Mendukung
Prestasi Si Kecil
Penelitian
Journal of School Health menemukan anak-anak yang kurang makan sayur dan buah
cenderung mendapat nilai akademis yang buruk daripada yang terbiasa makan
makanan berserat tiap hari. Hal ini dikarenakan anak-anak yang biasa
mengonsumsi makanan berserat berisiko 41% lebih rendah untuk mengalami
kesulitan membaca, dibanding anak-anak lain. Ada banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya prestasi belajar, namun kesehatan anak dan asupan gizi yang cukup
merupakan salah satu faktor penting agar anak dapat belajar dengan baik.
4. Mengurangi Risiko Obesitas
Makanan berserat dapat memberi rasa kenyang lebih lama, sehingga mencegah makan atau mengemil berlebihan dan tidak sehat, juga kenaikan berat badan lebih terkendali.
Jumlah Kebutuhan
Konsumsi Sayur dan Buah
Hasil penelitian Lock, et al. (2005) dalam jurnal Mohammad dan Madanijah (2015) memaparkan,
rata-rata konsumsi buah dan sayur pada anak usia 5-14 tahun di Asia Tenggara memperlihatkan hasil yang sangat rendah yaitu 182 g/hari. Hasil tersebut berbeda jauh dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh WHO.
Kebutuhan
Sayur dan Buah bagi Dewasa
Dalam kemenkes.go.id dipaparkan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara
umum menganjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan untuk hidup sehat sejumlah
400 gram per orang per hari, yang terdiri dari 250 gram sayur (setara dengan 2
porsi atau 2 gelas sayur setelah dimasak dan ditiriskan) dan 150 gram buah,
(setara dengan 3 buah pisang ambon ukuran sedang atau 1 potong pepaya ukuran
sedang atau 3 buah jeruk ukuran sedang).
Source: kemenkes.go,id |
Kebutuhan
Sayur dan Buah bagi anak
Adapun porsi serat per hari untuk anak berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI, kebutuhan serat disesuaikan dengan usianya.
- Anak usia 0 hingga 6 bulan belum tidak dianjurkan mengonsumsi serat.
- Anak usia 7 hingga 11 bulan hanya butuh 10 gram serat per hari.
- Anak umur 1 hingga 3 tahun hanya butuh 16 gram serat dalam sehari.
- Anak usia 7 hingga 9 tahun hanya butuh 26 gram serat sehari.
Berikan Sayur untuk Anak sesuai Kebutuhan, Tidak Berlebihan
Anak – anak porsinya tidak perlu sebanyak orang dewasa. Porsi serat yang diberikan adalah sesuai kebutuhan. Jika pemberian serat berlebihan apalagi secara konsisten berlebihan dapat mengganggu penyerapan kalsium dan zat besi, juga konstipasi. Meski tingkat kebutuhannya tidak seperti orang dewasa, namun anak – anak tetap perlu dikenalkan beragam jenis sayur, selain untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral, juga agar anak memiliki prefensi sayur yang beragam. Hasil penelitian Ramussen, et al. (2006) dalam Ramadhani dan Hidayati (2017) menyebutkan,
faktor yang mempengaruhi rendahnya konsumsi sayur dan buah pada remaja dipengaruhi oleh faktor orangtua, yaitu keterlambatan dalam mengenalkan sayur dan buah, ketidakmampuan dalam memberikan contoh konsumsi sayur dan buah yang baik, rendahnya status sosial ekonomi serta terbatasnya ketersediaan sayur dan buah di rumah.
Tips agar Anak
Suka Makan Sayur
1. Jadi Role
Model
“Gimana anak
mau suka sayur, kalau orangtuanya aja engga suka?” Lupa pernah dengar celetukan
itu di mana, tapi ada benarnya juga. Anak biasanya menjadikan orangtua sebagai role
model. Kayaknya akan ‘lucu’ ketika aku memaksakan Nua makan sayur,
sedangkan aku ogah dan memilih makan micin, misalnya. Artinya, harus memberikan
ia contoh lebih dahulu.
2. Berikan
Persepsi Positif
Juga
memberikan persepsi positif, di antaranya lewat ekspresi yang menyenangkan
ketika makan sayur. Menunjukkan bahwa makan sayur adalah hal yang menyenangkan,
misalnya lewat ekspresi dan ucapan seperti,
“Wuih..
sayurnya udah matang, enak nih kayaknya.” Lalu ketika sayuran sudah masuk ke
dalam mulut, dengan wajah gembira, “Hmmmm, enaaaak!” Sembari leher bergoyang ke
kanan dan ke kiri.
3. Mengenalkan
Beragam Sayuran
“Sayur itu enggak enak, pahit!” Mungkin saja ada ungkapan seperti itu. Bisa jadi saat si kecil awal awal makan sayur, ia mencoba sayur yang tidak ramah di lidahnya, lalu menggeneralisasi semua jenis. Bayam, salah satu sayuran yang rasanya ramah di lidah, dan banyak juga anak yang suka. Jadi recomended untuk membuka perkenalan pada si kecil, apalagi mengandung zat besi yang dibutuhkan.
Mendampingi Nua finger food pakai sayur jipang |
Setelah
itu anak anak dapat dikenalkan dengan berbagai jenis sayuran seperti brokoli,
jipang, kacang panjang, pokcoy, dan lainnya. Hal ini didukung penelitian Jones,
et al (2014) dalam Damayanti, et al. (2018) yang mengemukakan,
Asupan makan sayur dan buah yang lebih bervariasi pada dua tahun pertama berhubungan positif dengan variasi sayur dan buah pada usia 6, 7 dan 8 tahun berikutnya. Sehingga anak akan memiliki banyak preferensi sayuran.
4. Tidak
Memaksa dan Pahami Perasaan Anak
Bisa jadi si
kecil berpikir, makan sayuran tidak menyenangkan, karena tiap kali ada sayuran
maka ia akan dimarahi atau serasa dihukum – misalnya. Untuk saat ini, Nua tidak
suka makan rimbang, yang biasa dicampur dalam masakan khas Sumatera Utara; daun
ubi tumbuk, karena katanya pahit, memang pahit sih. Atau dia juga kurang
menyukai tauge karena dia bilang sering nyangkut (kelolotan).
Jika anak belum
suka, itu tidak apa - apa, kita bisa menemukan alternatif lainnya, sembari
perlahan dikenalkan. Dulu,Nua tidak suka brokoli, aku pikir karena rasanya,
tapi ternyata karena tekstur yang menurutnya menggelikan. Sekarang brokoli jadi
salah satu favoritnya.
5. Buat Kreasi atau Campur dengan Makanan Favorit
Selain kesan
yang ditimbulkan, suka atau tidaknya seseorang terhadap suatu makanan juga
bergantung pada tekstur, tampilan, dan kebiasaan makannya.
Saya perlu
mencontoh beberapa teman yang begitu sering membuat kreasi makanan ataupun telaten
dalam menata dan menghias hidangan sang buah hati. Kalaupun tidak dapat setiap
saat, sesekali menyajikan makanan dengan tampilan menggemaskan perlu dilakukan.
source: detikFood |
Kita juga
dapat mencampurkan sayuran dengan makanan favorit anak. Misalnya, anak – anak
biasanya suka makan mi, maka pilih mie sehat lalu kreasikan dengan campuran sayur.
6. Dongeng atau
Bacakan Buku
Anak – anak
bisanya tertarik dengan warna dan gambar yang disajikan dalam buku cerita. Buku
bertemakan makan sayur juga mudah didapat. Selain membacakan buku, kita juga
bisa mencoba aktivitas mendongeng, ntah hanya dengan bercerita ataupun dengan
menggunakan hand puppet.
Salah satu faktor anak kurang menyukai sayuran adalah karena anak kurang mengerti manfaatnya. Hasil penelitian Fibrihirzani (2012) dalam Muna (2019) mengemukakan,
pengetahuan tentang buah dan sayur terutama mengenai manfaat dan anjuran konsumsi buah dan sayur berbanding lurus dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja.
Selain
mengenalkan anak akan manfaat sayuran, kegiatan ini juga bisa meningkatkan bonding
orangtua dan anak.
7. Libatkan Anak Membuat makanan atau Buat Aktivitas Menyenangkan
Kita juga
bisa mengajak anak terlibat dlam memasak agar anak merasa berkontribusi dan
dihargai, seperti meminta anak mengambilkan bahan di kulkas atau mengajak
memetik sayuran bersama, walau sangat mungkin anak memetiknya asal - asalan dan
justru berantakan.
Dan tak ada
salahnya, mengajak anak piknik di taman kota sambil membawa bekal kue, nasi,
lauk, dan tentu sayuran yang dimasak di rumah.
Resep
Martabak Mie lemonilo – Sayur
Salah satu
ide bekal sekolah atau piknik yang simpel tapi komplit karena sudah terdapat
karbohidrat, protein hewani, dan sayur andalanku adalah martabak mi telur . Di sini
aku pakai Mie Lemonilo, karena Lemonilo
dibuat dengan menggunakan bahan bahan alami, tanpa pengawet dan pewarna buatan,
rendah gluten, juga tanpa MSG tambahan.
source: lemonilo.com |
Bahan –
bahan:
Mie Lemonilo,
bebas varian apa aja. Rebus, tiriskan.
Telur, kocok
lepas
Brokoli,
cincang
Wortel,
cincang
Daun Bawang,
iris tipis
Keju, parut
Cara membuat:
Campur semua
bahan, bubuhkan bubu mi Lemonilo sesuai selera, aduk hingga tercampur merata. Lalu
goreng dengan api kecil di teflon yang telah diberikan sedikit minyak atau
mentega. Jika kira kira bagian bawah martabak telurnya sudah matang, balik
adonannya. Sajikan. Udah gitu aja.
Merubah
suatu kebiasaan memang tidak mudah. Namun tidak pernah memulai gaya hidup sehat
seperti berolahraga, cukup istirahat dan minum air putih, serta mengonsumsi gizi
cukup juga seimbang akan menyulitkan kehidupan kita dan keluarga di masa
mendatang.
Share dong gaya hidup
sehat versi kalian!
Referensi:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 41 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN GIZI SEIMBANG. http://hukor.kemkes.go.id
Mohammad, A. Madanijah, S .(2015). Konsumsi Buah dan Sayur Anak Usia Sekolah Dasar di Bogor. J. Gizi Pangan, Maret 2015, 10(1): 71-76. ISSN 1978-1059. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/download/9315/7301/
Ramadhani,
D.T., Hidayati, L. (2017). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Sayur dan
Buah pada Remaja Putri SMPN 3 Surakarta. Strategi Optimasi Tumbuh Kembang
Anak. ISSN: 2579-9622. https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/8683/Prosiding_Semnas-GIZI-2017__6.pdf?sequence=1
Damayanti,
T., Murbawani, E.A., Fitranti, D.Y. (2018). Hubungan Usia Pengenalan Sayur dan
Buah dengan Tingkat Konsumsi Sayur dan Buah pada Anak Pra-Sekolah Usia 3 – 5 Tahun.
Journal of Nutrition College. Volume 7,
Nomor 1, Halaman 1-7. ISSN : 2337-6236. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/download/20770/19475
Muna, Nadya
Itsnal. (2019). Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Konsumsi Buah dan Sayur
pada Remaja. Skripsi. Semarang: UNNES. http://lib.unnes.ac.id/35748/1/6411414075_Optimized.pdf
Lagi berusaha keras jdi role model biar Zayyan suka sayur, skrng udh bisa protes kalau gak mau ya gak mau
BalasHapusZayyan toddler sekarang kan ya? Good luck mommy nya Zayyan 😘
HapusMenarik deh resep martabak mie lemonilo nya. Karena selama ini tahunya martabak Indomie doang. oke juga kan yah.. buat martabak mie yg disukai keluarga tanpa takut kandungannya tidak sehat. Thanks resepnya ni kak.
BalasHapusBisa ganti ganti varian mi nya juga, biar variatif rasanya 😁
HapusWah lengkap sekali ya bun. Terima kasih inspirasinya.
BalasHapusSama sama, bun. Semoga berguna 😃
HapusSiapa yg baca tulisan sepanjang ini? Akuuu... 🥰.
BalasHapusTernyata standar WHO 400gr sehari ya.... Baru tauu.
Btw, di lidah Nua, rimbang lebih pahit dari sawi pahit brati ya... Di awak rimbang malah enggak ada pahit2nya😅
Iya wi, awak pun terkejut dia mau makan gambas 😅
HapusIya Wi, standar WHO 400gr/hari utk buah dan sayur nya. Kalau yang dipaparkan di bawahnya ,yang untuk anak itu kebutuhan dilihat dari berat seratnya ya, bukan berat sayur dan buahnya
HapusMasyaAllah, Nua nak pinter ya..
BalasHapusMemang betul kak, ngenalin macem macem sayur tu ngaruh kali. Kalau nusaibah bahkan sering awak libatkan dia yang milih sayurnya saat belanja, dan dia yang batu metik/motongin sayur yang kami beli.. Walhasil dia ada rasa semangat tuk makan sayur pilihannya🤩
Kalo dilibatkan gini jadi anak pun belajar yaa jenis jenis sayuran..
HapusMasyaallah, Nua hebat....
BalasHapusMasih jadi PR dirumah, biar anak senang makan semua jenis sayur. Padahal mamaknya suka sayur, tapi anaknya masih milih-milih jenis sayur yang mau di makan :(
Sedikit sedikit lama lama selera sayurnya jadi banyak aamiin
HapusBermanfaat kali info nya rin, iya nih si hamah juga susah sekarang makan sayur hahaa
BalasHapusAnak-anak memang suka sulit diajakin makan sayur ya padahal warnanya uda segar-segar gitu. Paling bener memang org tua jadi role model yg nyontohin kalo sayur itu enak dan sehat nih.
BalasHapusHi kak, artikelnya keren banget! Banyak nih yang saya pelajari dari tulisan ini. Makasih ya udah berbagi info berguna. Keep up the good work!
BalasHapusNext time kayanya bakal coba buat martabak mie lemonilo juga. Thanks kak inspirasinya.
BalasHapusalhamdulillah ya gak terlalu sulit ngasih arahan makan sayur, tapi kadang si nua kalo memang lagi gak mood makan ya gak mood juga ya kan
BalasHapusBerdasarkan pengalaman, nih, Kak. Dari MPASI sampai usia si sulung sekitar 3 tahunan, dia masih suka makan sayur, Kak. Sayur kesukaannya brokoli, sawi pahit, dan jipang (labu siam). Namun, makin ke sini, diumur 6 tahun, dia mulai nggak suka makan sayur. Padahal, saya juga udah berusaha untuk mengganti ragam sayurnya.
BalasHapusIya betul kak, kina juga gini sm Adib. Dikenalkan sayur dr mulai MPASi, Alhamdulillah skrg anaknya semua sayuran mau. Sawi pait aja jd favoritnya dia, genjer tumis aja dimakan sm dia. Selada, bahkan bunga pepaya dia mau coba 😅😅
BalasHapusMudah mudahan nanti anak Ayu bakalan aku coba cara yang di ajarkan oleh kak Ririn ini, Supaya kebutuhan dari tubuh anak terpenuhi dengan baik dan tidak menganggu pertumbuhan si kecil.
BalasHapusBanyak sekali anak zaman sekarang sulit untuk di ajak makan sayur. Terimakasih berkat tulisan kak Ririn membantu ayu kedepannya untuk mengajarkan anak makan sayur.
Jadi ingat lagunya panji sakti judulnya sayur juara. Memang sih yaa perlu effort untuk membuat anak suka sayur, terimakasih kak sudah kasih informasinya siap dicoba ke anak hehe
BalasHapusKalau aku sering membuat bakwan berisi aneka sayuran. Atau saat membuat hidangan dimsum, aku kukus juga sayuran dengan ditaburi mayonaise.
BalasHapus